Kamis, 02 Mei 2013

Susunan Buku di Toko Buku itu...

Seorang bijak pernah berkata "kerjakanlah hal yang kau cintai, maka kau kau tak perlu bekerja." Kira-kira seperti itulah. Ya.. jika kita mencintai pekerjaan yang kita lakoni maka setiap kita mengerjakannya tidak pernah ada perasaan tidak ikhlas dan capek karena kita suka melakukannya.

Dulu saya pernah mengeluh bercerita tentang kelakuan pramuniaga toko buku yang saya datangi. Kemarin saya kembali ke toko buku itu. Di daerah saya hanya satu toko buku jadi mau tidak mau saya harus kembali kesana. 

Tujuan awal saya datang ke toko buku untuk mencari karyanya Agustinus Wibowo. Ketika menyadari harga Garis Batas dan Titik Nol terlalu mahal maka saya beralih ke buku yang lain. Selimut Debu. Dari database saya mendapatkan jika stok buku itu hanya tinggal 1.

Sejak dari database di komputer saya sudah meminta seorang pramuniaga menemani saya dan mencari buku yang saya minta. Tapi taukah Anda? Menggunakan komputer untuk memulai pencarian saya si pramuniaga bingung. Dan berulang kali dia salah mengetikkan "Selimut Debu" dikolom "Pengarang". Jelas sampai tahun badak buku itu tidak akan muncul di kolom hasil pencarian karena "Selimut Debu" adalah "Judul" bukan "Pengarang" (-__-")


Akhirnya saya bilang jika Selimut Debu itu judul buku dan keluarlah hasilnya. Ada 1 buku. Buku tersebut terletak dibagian Novel/Karya Fiksi. Dengan bantuan temannya, si pramuniaga  mulai mencari buku tersebut lantas 25 menit kemudian dia datang kembali sambil berkata kurang lebih seperti ini "Ibu, kalau buku su tinggal 1 biasa tara dapat. Torang suka letak buku dimana-mana saja." Bingung? artinya "Ibu, kalau stok bukunya tinggal 1, biasanya gak ketemu. Pelanggan sering meletakkan buku dimana pun mereka mau." Yah seperti itulah kira-kira. 

Apa yang bisa dicermati dari kejadian diatas? Salah pelanggan karena sembarangan meletakkan buku. Iya kan? Pengalaman di toko buku yang lain tapi merupakan cabang toko buku itu, biasanya para pramuniaga suka berkeliling pelan-pelan menelusuri satu demi satu rak buku, satu demi satu buku, dan jika menemukan buku yang tak sesuai tempatnya, mereka akan menumpukkannya dan pelan-pelan mengembalikan ke rak yang tepat. Makanya terkadang di sebelah komputer untuk pencarian lokasi rak buku sering menumpuk berbagai buku untuk dilacak raknya.

Yang kedua, jelas. Mereka asing dengan judul buku dan nama pengarang. Hal ini sudah saya singgung di postingan saya sebelum ini, jadi tidak akan saya singgung lagi. Boleh tidak suka baca, tapi sebagai pramuniaga toko buku sudah seharusnya jika pramuniaga hapal minimal tak asing dengan berbagai nama pengarang dan judul buku yang masuk dalam kategori best-seller.

Yang ketiga, tentang lokasi penempatan buku berdasarkan genre-nya. Berdasarkan goodreads, Selimut Debu masuk dalam kategori "Non Fiksi" atau "Travelling". Di toko buku itu masuk dalam kategori Novel/Karya Fiksi. Sementara Garis Batas dan Titik Nol berada di rak dengan kategori "Travelling".

Bicara tentang penempatan buku-buku, duh sekilas toko buku itu tampak rapi. Tapi jika ditelusuri lebih lanjut buku-bukunya akan tampak berantakan sama sekali. Mereka menempatkannya berdasarkan cover buku dan judul bukunya bukan berdasarkan genre buku. Maaf, saya lupa memfoto keadaannya, tapi kira-kira gambaran yang bisa saya berikan diantaranya:

kedua buku ini masuk dalam rak "Novel Terjemahan"

(padahal Oppa & I serta Saranghamnida, Oppa ditulis oleh penulis lokal dengan mengambil tema Korea. Namun melihat judul yang berbau Korea maka langsung dimasukkan dalam rak Novel Terjemahan.)


ketiganya masuk dalam rak "Novel Terjemahan"
(padahal Ther Melian - Revelation dan Takdir Elir merupakan fantasi yang ditulis penulis lokal. Sementara Divergent memang diterjemahkan dari bahasa Inggris. Namun karena melihat cover dan nama penulis yang kebarat-baratan maka diketakkan dalam rak Novel Terjemahan)

ketiganya dimasukkan dalam rak "Novel Terjemahan"
(ketiganya memang terjemahan dari buku aslinya yang berbahasa Inggris, Tidak ada kesalahan penempatan buku ini)

keduanya masuk dalam rak "Novel Terjemahan"
(dari sekian banyak rak yang ada, hanya rak dua buku diatas ini yang rapi. Raknya tersusun hanya berisi historical romance dan harlequin)

Cukup itu saja. Bagaimana? Tanganmu gatal ingin segera membenahi susunan buku-buku yang ada ditoko buku itu? Sama saya juga. Saking gerahnya melihat susunan buku-buku itu saya sampai ngomong ke pramuniaganya "Mbak, buku ini sama yang ini (menunjuk Ther Melian dan Takdir Elir) bukan novel terjemahan loh. Ini masuk penulis lokal." Tapi tetap mereka cuek aja, membiarkan susunannya seperti itu (>.<)

Kamu punya cerita apa tentang susunan buku-buku yang ada di toko buku? Ayo berbagi cerita dengan saya.


Sumber gambar buku :
Saranghamnida, Oppa - TISERA_Cilegon's twitter pic (@TISERA_Cilegon)
Ther Melian Reveliation - www.goodreads.com
The Fault In Our Star - www.bukumurah.net
Ten Things I Love About You - http://gramedia.tumblr.com
Pesona Sang Pangeran Dhahara - www.gramediapustakautama.com


2 komentar:

  1. eh kalo gramedia sini nggak ada genre novel terjemahan, jadi langsung di rak novel. tapi letaknya udah sesuai ama genrenya, misalkan detektif kumpul jadi satru. Romance juga, fabtasy begitu pula. Masih ada satu dua yang salah genre sih tapi kalau dilihat, ang salah itu mungkin karena judge a book genre by it's cover, hahaha

    BalasHapus
  2. Wahhh, aku suka postingnya Kakak. Kadang suka kesel kalau lagi di toko buku dan gak nemu buku yang dicari atau displaynya gak bener. Pengen ngelipet lengan baju dan beresin semuanya, rasanya :]

    BalasHapus

Kamu datang. Kamu baca. Kamu komentar. Iya kan? :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...