Postingan pertama di bulan Oktober sekaligus postingan terakhir saya di Halmahera. Kalau kamu perhatian, kamu akan mendapati hampir disetiap postingan review saya ada tempat dan tanggal pembuatan reviewnya. Urusan postingnya baru kapan-kapan. Seperti yang saya bilang minggu lalu, saya akan pulang. Dan.. tidak sampai 3 hari lagi saya akan meninggalkan pulau yang saya juluki pulau seribu senyum ini. Pulau rempah yang sarat cerita sejarah.
Dan... setelah mengubek-ngubek rak wishlist di Goodreads maka pilihan saya jatuh pada....
Judul : Memang Jodoh
Penulis : Marah Rusli
Penerbit : Qanita, Mei 2013
Tebal : 536 halaman (paperback)
Sinopsis
Novel Terakhir dari Penulis Sitti Nurbaya, Marah Rusli.
Hamli tak pernah mengira, keputusannya untuk menerima beasiswa pemerintah Belanda demi melanjutkan sekolah ditentang oleh orangtuanya. Orangtua yang justru dia harapkan akan mendukung sepenuh hati. Namun, adat Minang yang mengikat erat ternyata membelenggu cita-citanya.
Hamli pun kemudian memutuskan untuk melanggar adat, merantau demi ilmu. Dan ketika dalam perantauan dia bertemu dengan mojang Priangan yang menawan hatinya, pilihan getir terpaksa harus diambil. Hamli rela "dibuang" oleh adat dan orangtua demi cintanya.
Kisah semiautobiografi Marah Rusli ini adalah salah satu karya klasik yang hilang dari ranah sastra Indonesia. Siapa mengira bahwa sang sastrawan besar, Marah Rusli, menyimpan kisah cinta yang sedemikian menyentuh dan abadi? Melalui Memang Jodoh, Marah Rusli sekali lagi mempersembahkan sebuah warisan berharga bagi dunia sastra Indonesia.
Yup... itu dia pilihan saya. Istimewa kan?
Marah Rusli itu Angkatan Balai Pustaka (iya kan? agak lupa) dan sewaktu jaman SMP dulu di sekolah saya diwajibkan untuk membaca buku-buku karya para pujangga baik Angkatan Balai Pustaka maupun Angkatan Pujangga Baru dan Lama. Siti Nurbaya menjadi salah satu bacaan wajib waktu itu.
Dan kini bertahun-tahun kemudian, buku ini terbit tidak bisa dipungkiri kalau saya rindu membaca buku yang ramai dengan pantun, syair, dan berbagai istilah lama bahasa Melayu. Buku ini semiautobiografi Marah Rusli yang membuat saya makin penasaran membacanya.
Hal lain yang membuat saya penasaran adalah bagaimanakah abegeh jaman sekarang memandang buku ini? Apakah membosankan? Terlalu lebay dan bertele-tele? Karena sepertinya abegeh jaman sekarang sudah asing dengan nama-nama pujangga besar Indonesia. Dan, apakah pandangan saya terhadap buku ini sama seperti para abegeh itu? Merasa asing? Isinya membosankan dan bertele-tele?
Sudahlah. Terlalu banyak pertanyaan saya. Tapi memang bener sih.
Doakan semoga buku ini cepat saya baca dan masuk dalam lemari buku saya. Dengan kata lain membaca buku ini lewat beli atau hadiah dan bukan pinjeman. Dan... doakan juga semoga perjalanan saya berlangsung lancar, dan saya tiba dengan selamat tanpa kekurangan apa pun di tempat tujuan.
- Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
- Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
- Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
Ahhh.. jadi penasaran juga sama buku ini. *masukin wishlist*
BalasHapusSemoga wishlist-mu terkabul, Put. Dan makasih karena udah bantu aku nambahin tumpukan di wishlist-ku. :p