Judul : Dimsum Terakhir
Penulis : Clara Ng
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, cetak ulang cover baru Januari 2012
Tebal : 368 halaman
Genre : Fiksi Indonesia
ISBN : 978-979-22-7952-8
Setting : Jakarta, Indonesia
Aku tidak percaya pada dimsum terakhir. Papa dan Mama akan selalu hadir dalam perayaan Imlek kita."
Siska, Indah, Rosi, dan Novera, anak perempuan pasangan Anas dan Nung Atasana. Mereka bukan sekedar perempuan biasa karena mereka terlahir sekaligus. Iya mereka quadraplet atau kembar empat. Kini, saat Nung dalam kondisi sakit dan diprediksi tidak punya harapan hidup lagi, keempatnya harus berkumpul untuk menjaga ayah mereka. Tak hanya berkumpul, mereka juga membawa cerita tentang hidup mereka.
Siska datang dari negeri seberang Singapura. Membawa cerita tentang kesuksesannya sebagai wanita karier yang disegani. Wanita karier yang tegas, beberapa menyebutnya galak, penuh percaya diri dan mampu menempatkan diri anatra kepentingan bisnis dan personal. Setidaknya hingga ia menghadapi tuntutan atas pelecehan seksual oleh kliennya.
Kerisauan dibawa Novera dari Yogyakarta. Tak cuma risau akan kesehatan ayahnya, Novera juga risau akan masa depannya sebagai perempuan. Seorang laki-laki berniat serius padanya. Tapi apa laki-laki itu tetap bersedia menjadi pasangan hidupnya jika ia tahu Novera takkan pernah utuh menjadi seorang perempuan.
Cerita berbeda datang bersama Rosi dan Dharma. Lembang yang sejuk sukses membuat Rosi menjadi petani bunga dengan spesialisasi american rose. Bunga-bunga hasil perkebunannya selalu laris diborong apalagi ketika hari Valentine tiba. Tapi Rosi juga punya cerita tentang Roni yang selama ini bersembunyi dibalik jati dirinya. Roni yang menuntut untuk diakui juga sebagai bagian dari keluarga Atasana.
Dekat dengan papa di Jakarta tak berarti Indah tidak punya cerita yang tak disembunyikannya dari Nung. Ia belum bercerita pada Nung jika ia jatuh cinta pada seorang laki-laki. Cinta itu berbalas hingga membuahkan sebuah cerita baru dalam cerita cinta Indah. Lantas bagaimana cerita itu akan lengkap jika laki-laki yang dicintainya lebih memilih Tuhannya.
Semua berkumpul untuk melepas kepergian Nung. Agar rasa kehilangan tak terlalu berat ketika dirasakan bersama-sama. Tapi Nung justru ingin pergi sendiri dalam ketenangan malam Imlek agar tradisi makan dimsum yang selalu mereka lakukan di pagi Imlek tetap terjaga.
Ini buku pertama yang mengambil cerita kehidupan masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia yang saya baca.Cukup menarik. Karena juga bertutur tentang tradisi-tradisi baik yang masih dilakukan maupun yang sudah dimodifikasi. Diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga dengan alur yang maju mundur tak membuat sulit memahami cerita buku ini. Bentuk tulisan cerita masa kini dan masa lampau dibedakan sehingga tak akan membingungkan.
Karakter tokoh-tokohnya pun dibangun dengan baik. Ada perbedaan mencolok diantara karakter keempat kembar tersebut, yang menegaskan kehadiran mereka meski kembar namun mereka tetap empat jiwa berbeda yang lahir dalam waktu berdekatan dari satu rahim.
Bicara cover, bagi saya cover terbitan lama lebih mengugah saya dibandingkan yang baru. Terbitan lama punya nuansa "Tionghoa" yang kental.
Kutipan favorit saya dalam buku ini :
"Hidup ada ditangan Tuhan. Hanya Dia-lah yang Mahatahu, bukan Dokter." (Dr. Marcel - p. 68)"Manusia adalah makhluk yang mempunyai daya tahan dan kekuatan luar biasa. Tapi kesepian adalah virus yang sungguh mematikan." (Nung Atasana - p. 322)
PS: postingan dalam rangka Baca Bareng BBI bulan April 2013 dengan tema "Buku yang tentang perempuan atau yang ditulis oleh perempuan untuk merayakan Hari Kartini"
@Halmahera
27042013
aq penasaran banget sama buku yang satu ini, kmrn sdh mau baca tapi wkt bongkar-bongkar tdk ketemu huhuhu, entah nyelip dimana >,<
BalasHapusbtw, cover yg lama memang lebih menarik ya, untung punyaku yg cover lama, skrg tinggal ingat-ingat aq taruh dibagian mana buku ini *bongkar-bongkar-lemari*
Cover versi baru lebih minimalis ya :) kurang ada greget tionghoa/imlek nya. btw aku belum baca buku ini, jadi kepingin baca karena anak2 BBI semua bilang bagus (termasuk review ini) :)
BalasHapusBelum pernah baca sih..kayaknya bagus
BalasHapuskayaknya menarik :)
BalasHapusCover buku ini nih... mirip sama buku The Brideshead Revisited
BalasHapus