Jumat, 23 Desember 2011

Nasional.Is.Me by Pandji



Judul : Nasional.Is.Me


Pengarang : Pandji Pragiwaksono


Penerbit : Bentang Pustaka


Jumlah Halaman : 330 halaman


Kategori : Motivasi Diri


“Anda hidup di zaman ini karena Anda ditakdirkan untuk berkarya dan membangun Indonesia menjadi lebih baik.  ” (Pandji – p. 330)

Sinopsis

Di tengah carut marutnya kehidupan di negara ini, di tengah krisis kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin negara, dan di tengah ketidakpedean masyarakat Indonesia akan nasib negaranya,
buku ini hadir dengan optimisme kuat.


Pandji melalui Nasional.is.Me ingin mengembalikan kecintaan kita terhadap Indonesia, melahirkan optimisme untuk Indonesia, dan kelak memicu perubahan baik untuk Tanah Air kita.


Salah seorang pemuda Indonesia ini menceritakan situasi bangsanya dengan nada dinamis. Rasa bangga, bahagia, kecewa, sampai kekesalan tertumpah di dalamnya.


Rating
  dari saya untuk semangatnya mas Pandji terhadap Indonesia yang  lebih baik lagi...

Review


Ya…. saya akui…. saya orangnya memang telatan… Bukan telaten…  Dan ketelatan kali ini kembali berhubungan dengan masalah buku. Lewat twitternya @bentangpustaka, saya baru tahu kalau ada buku yang berjudul Nasional.is.me karangan Pandji…. Hahaha…. Parah banget yah saya….

Awalnya saya pikir buku ini hanya berisi tentang kisah perjalanan mas Pandji ke beberapa kota di Indonesia. Karena, dari beberapa TL @bentangpustaka, banyak yang berkata pengen ke kota-kota yang pernah disinggahi oleh mas Pandji. Awalnya saya kurang berminat membaca buku ini, namun setelah membaca halaman ke empat, saya nggak bisa berhenti buat menghabiskan buku itu secepatnya, yang memang pada akhirnya saya selesaikan dalam waktu dua jam dan diakhiri oleh pertanyaan kepada diri sendiri “apa yang sudah aku berikan untuk negara ini?” *jiah……… nasionalismenya nggak kuat ah*

Tapi ternyata buku ini lebih dari sekedar itu. Yang paling menarik buat saya adalah cara penceritaan dalam buku ini. Mas Pandji mengawali kisah di setiap babnya dengan cerita tentang dirinya yang kemudian perlahan-lahan menarik cerita tersebut ke ranah renungan akan setiap tindakan atau kejadian. Belum lagi penggambaran mas Pandji tentang kota-kota yang pernah dikunjunginya, saya yakin membuat siapa pun yang membaca buku ini, akan ingin bertandang ke kota tersebut.


Intinya buku ini mengajak kita untuk kembali memalingkan wajah ke negara kita tercinta ini, Indonesia. Meskipun wajah negeri ini lebih penuh dengan carut-marut daripada senyum yang terkembang. Mengingatkan kita, bahwa ada banyak orang hebat yang ada di negeri ini yang peduli dan bangga pada negeri ini, mematahkan anggapan bahwa negeri ini hanya berisi orang bodoh saja. Mengingatkan kita, ada banyak cara untuk merobah negeri ini ke arah yang lebih baik, walaupun hanya sebuah langkah kecil yang terkadang terkesan tak berarti. Contohnya??? Yang paling gampang, buang sampah pada tempatnya, donor darah, jadi sukarelawan.  Hey…. bukankah setiap langkah besar selalu didahului oleh sebuah langkah kecil. Buku ini pun ditutup manis dengan tiga hal yang akan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang hebat  yaitu :

 1. kenali Indonesiamu  

2. temukan passion-mu  


3. berkaryalah untuk masa depan bangsamu.

Bagi saya buku ini wajib untuk dibaca. Bukan karena pengarangnya yang seorang terkenal (karena banyak yang berkata buku ini bagus hanya karena yang menulis seorang artis) tapi karena saya salut masih ada orang (baca : sang pengarang) yang optimis akan masa depan negara ini ketika banyak orang justru berbalik arah dan melontarkan segala keluh kesah tentang negara ini. Selain itu juga karena buku ini dengan ringan mengangkat tema nasionalisme yang sering terkesan berat dan hanya dapat dibicarakan di forum-forum tertentu menjadi bahasan padat, ringkas, jelas, namun mampu menimbulkan kembali semangat kebangsaan yang sempat luntur.

Kekurangan buku ini mungkin hanya karena lembarannya yang tidak berwarna sehingga foto-foto yang ada hanya dapat dilihat dalam bentuk hitam putih. Keindahan tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh Mas Pandji pun jadi tak terlalu jelas. Mungkin alasan pihak penerbit tidak mencetak foto-foto tersebut dalam lembaran hitam putih karena khawatir harga produksi yang akan membengkak yang pada akhirnya menyebabkan harga jual buku ini akan ikut naik. Mungkin...


Oh... sedikit tentang sang pegarang : siapa yang tidak kenal dengan seorang Pandji??? Ya udah cek aja tentang dia di http://www.pandji.com/ atau ikuti kicauannya di @pandji

4 komentar:

  1. aku pernah baca ebooknya aja :)

    BalasHapus
  2. cara pandji menuturkan tentang kecintaannya pada Indonesia emang menarik dan bikin yang baca jadi ikut semangat

    BalasHapus
  3. Setuju banget kalo buku ini wajib dibaca, bener-bener meningkatkan rasa Nasionalisme kita, banyak hal-hal baik tentang Indonesia yang baru aku ketahui dari membaca buku ini, jempol b^^d

    BalasHapus
  4. setuju!! buku wajib bacaa..
    setelah baca, aku jadi pengen melakukan sesuatu setidaknya untuk saudara-saudara kita di daerah terpencil, karena of course ga bisa langsung melakukan sesuatu besar untuk Indonesia :)

    BalasHapus

Kamu datang. Kamu baca. Kamu komentar. Iya kan? :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...