Selasa, 25 Juni 2013

Anak-anak Angin by Bayu Adi Persada

Judul : Anak-anak Angin
Penulis : Bayu Adi Persada
Penerbit : Plot Point, Mei 2013
Halaman : 292 halaman
Genre : Personal Literature
ISBN : 9786029481266

Sinopsis Anak-anak Angin :

Perkenalan tidak sengaja dengan seorang Pengajar Muda bernama Mesa yang ditempatkan di Halmahera Selatan di toko buku terbesar di Maluku Utara,  Gramedia Ternate, membuat saya tahu jika buku ini sudah masuk ke toko itu. Suatu prestasi yang hebat mengingat begitu cepatnya buku ini masuk sementara waktu terbitnya masih terbilang baru. Ingin tahu bagaimana cerita versi panjang perkenalan saya?


Para orangtua khususnya Bapak biasanya punya pandangan konvensional tentang jalan hidup anak-anaknya. Kuliah di universitas yang bagus, tamat dengan nilai yang memuaskan, bekerja ditempat bergengsi, punya mobil dan rumah, lalu menikah dan punya anak. Sama halnya seperti orangtua Bayu sehingga beliau cukup emosional ketika Bayu mengatakan ia akan menjadi guru di sebuah SD terpencil sebagai bagian dari Indonesia Mengajar. Tekad Bayu bulat. Ia tetap pergi ke Halmahera Selatan meski hanya mendapat sebelah restu dari ibu.

Desa Bibinoi tempat Bayu bertugas tak ubahnya seperti desa-desa di pesisir di seluruh Maluku Utara mengingat provinsi lepasan dari Maluku itu dikelilingi lautan. Maluku Utara hanya memiliki satu pulau besar, beberapa pulau sedang dan ratusan pulau-pulau kecil baik yang berpenghuni maupun kosong. Pulau Halmahera, pulau terbesar di Maluku Utara terbagi dalam 6 kabupaten/kota. Halmahera Selatan mendapat tempat diwilayah bawah dengan puluhan pulau-pulau kecil yang masuk wilayah admistratifnya.


Masyarakat pesisir terkenal keras dan kasar. Hidup di laut dengan angin dan cuaca yang tak pernah bisa ditebak membuat mereka seperti itu. Riwayat kekerasan merupakan hal yang umum diantara mereka. Hal tersebut menurun ke anak-anak mereka. Anak-anak desa Bibinoi menjadi anak-anak yang terkenal bandel dan sulit diatur. Mereka terbiasa mendapat pukulan baik dalam kegiatan belajar-mengajar maupun dirumah. Meski berjanji pada diri sendiri untuk tidak pernah menggunakan kekerasan dalam mengajar, Bayu pernah menampar anak didiknya yang langsung disesalinya.

Aku juga takut akan godaan. Godaan untuk menggunakan kekerasan. Kekerasaan mendatangkan kuasa, tapi bukan respek dan kasih. Aku takut. Takut akan ada korban-korban selanjutnya.
Untuk pertama kalinya, tanganku berlumur air mata. aku menyesal. Sedih. Aku minta maaf. Sudah, aku tak bisa berkata-kata lagi.

Tapi anak-anak itu tak selamanya nakal. Mereka hanya mencontoh apa yang mereka lihat. Dan ketika ada contoh yang baik yang tampil dihadapan mereka, pelan-pelan mereka akan mengikuti contoh baik tersebut. Anak-anak itu menjadi pribadi yang jauh lebih bersahabat. Bayu pun merasakannya.Apalgi ketika ia sakit dan anak-anak ikut berbondong-bondong berjalan bersamanya melewati hutan yang tanpa ada orang yang bermukim menuju puskesmas. Bahkan ketika selesai berobat dan pak mantri menyatakan kesediaannya mengantar Bayu menggunakan mobilnya anak-anak malah berkata "Pak Guru naik otto sudah. Torang jalan kaki."

Menjadi Pengajar Muda ternyata pekerjaan 24 jam. Kemana pun, dimana pun anak-anak dan masyarakat tempat Pengajar Muda bertugas melihat apa yang dikerjakan seorang Pengajar Muda. Sehingga mereka harus menjadi role model dimasyarakat. Hadirnya Bayu dan Adhi, Pengajar Muda lain, di desa Bibinoi membuat para pemuda anggota karang taruna desa tergerak berbagi pikiran dan berbuat untuk desa mereka. Hasilnya sebuah pelatihan pengembangan diri ininsatif dari para pemuda desa berjalan sukses dan Rumah Belajar Bibinoi pun hadir di desa Bibinoi sebagai ajang anak-anak, remaja, pemuda desa Bibinoi untuk belajar meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.

Setahun itu ternyata tak lama. Sudah saatnya Bayu untuk kembali. Masyarakat Bibinoi begitu berat untuk melepas Bayu. Apalagi Bayu berhasil membawa anak-anak desa Bibinoi ke semifinal Olimpiade Sains Kuark Nasinal. Dihari kepergiannya masyarakat Muslim dan Nasrani menyemut di tepi pantai melepasnya. Tak ketinggalan Riki, anak didik yang punya sejarah khusus dengan Bayu pun datang sambil menenteng ketupat pemberian Bayu yang janji Riki akan disimpannya hingga Bayu pulang.

Terdengar seperti superhero-kah Bayu ini? Percayalah dia manusia biasa yang berhasil meninggalkan kesan dalam bagi masyarakat Bibinoi. Seluruh perasaan Bayu tertuang tepat ke dalam buku setebal 292 halaman ini. Tutur bahasanya ringan namun padat dan sedikit berbunga yang membuat membaca buku ini bukan seperti membaca catatan perjalanan biasa. Ceritanya pun mengalir santai disetiap bagian. Cerita favorit saya saat anak-anak bertanya siapa pengganti Bayu, dengan ringan ia menjawab "Pasti lebih baik dan lebih cantik." dan seisi kelas membalas "Cek Pak Guru ni. Jelas saja kong. Pak Guru kan laki-laki." (p. 232). Singkat sih tapi membayangkan seisi kelas menjawab pernyataan Bayu dengan logat khas mereka selalu sukses membuat saya tersenyum membacanya.

Covernya pun tampil sederhana tapi manis. Seorang murid sekolah menengah yang menjadi klien saya memberi komentar saat melihat buku ini dimeja kerja saya "Ampong e Pak Guru pe ganteng sampe. Biking apa sekolah kita tara dapat Bapak Guru itu kong." Hahaha... sayangnya foto-fotonya tak dibuat berwarna karena pasti hasilnya bagus sekali khususnya gambar dua halaman penuh masyarakat yang berbaris dipinggir pantai mengantar Bayu.

Kekurangan lain adalah typo dibeberapa bagian. Tapi sebenarnya ini dapat dimaklumi karena typo tersebut pada kata-kata yang menggunakan bahasa daerah. Mungkin saja proofreader-nya kurang begitu paham bahasa daerah yang digunakan di buku ini.

Terlepas dari kekurangannya buku ini bisa menjadi bahan bacaan di kala senggang yang sarat makna. Khususnya bagi para mahasiswa dan siapa saja yang sering mengutuk pemerintah. Coba baca buku dan ketika selesai membacanya, tanya pada diri sendiri apa sumbangsih terbesar dan nyata yang telah diberikan pada negara ini selain pajak.

@ Feri Penyebrangan Ternate - Sofifi
23062013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamu datang. Kamu baca. Kamu komentar. Iya kan? :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...