Selasa, 30 Juli 2013

First Term At Malory Towers by Enid Blyton

Judul : First Time At Malory Towers
Serial : Malory Towers #1
Penulis : Enid Blyton
Penerbit : Egmont Books Ltd, 2006 (terbit pertama pada 1946)
Tebal : 182 halaman
Genre : Children Literature
ISBN : 9780749719241

Sinopsis

Darrell and her friends grow together as they share their school days. There are new students to induct, sporting matches to be won, tempers to control and tricks to play on teachers. This work presents stories about life at boarding school as readers follow the girls' lives through 6 years at Malory Towers.

Review 

Bicara tentang masa kanak-kanak, cerita saya tak akan lengkap tanpa buku dan perpustakaan. Iya. Sejak SD saya rajin menjadi penghuni perpustakaan sekolah. Bahkan sampai sekarang saya masih ingat dari pintu masuk sekolah, perpustakaan berada di sebelah kiri dan ruang guru di sebelah kanan pintu.

Tentang koleksi bukunya, well... perpustakaan sekolah saya memiliki buku yang cukup lengkap. Mulai dari komik, buku cerita hingga ensiklopedia yang harganya selangit itu. Anehnya buku pelajaran malah cenderung sulit dijumpai. Dari sekian banyak koleksi, seri Malory Towers sering masuk ke dalam daftar buku yang saya pinjam. Dan itu sebabnya mengapa saya memilih serial ini sebagai buku pilihan dalam Baca Bareng BBI bulan ini. Buku anak yang mengingatkan saya pada masa kanak-kanak.
 
Oke... kita mulai reviewnya saja..

"I do not count as our successes those who won scholarships and passed exams, though there are good things to do. I count as our successes tho who learn to be good-hearted and kind, sensible and trustable, good, sound women the world can lean on."

Itu hal pertama yang diucapkan  kepala sekolah Malory Towers kepada Daniel Rivers di hari pertamanya sekolah. Petuah itu tentu masih relevan hingga saat ini. Sayangnya banyak guru dan pendidik yang lupa akan hal tersebut dan lebih mementingkan nilai dibandingkan perilaku.

Malory Towers adalah sekolah berasrama khusus cewek dimana asrama-asramanya diberi nama sesuai arah mata angin dimana asrama itu berada. North Tower, East Tower, West Tower, South Tower.Darrel kebagian jatah di North Tower alias Menara Utara yang dikepalai Miss Potts. Di hari pertamanya juga Darrel telah berkenalan dengan banyak teman baru. Sally, Mary Lou, Alicia, Beth, Gwendoline, dan Irene dengan segala tingkah polah mereka. 

Dari sekian banyak teman barunya Darrel lebih suka bergaul dengan Alicia dan Beth dibandingkan yang lain karena mereka cewek-cewek seru dan tidak membosankan. Sally anak aneh yang terlalu pendiam. Mary Lou selalu takut pada apa pun, Irene lebih suka berkutat dengan matematika dan musik, sementara Gwendoline anak mama yang suka mengeluh.

Euforia bersekolah di sekolah asrama, berteman dengan Alicia dengan berbagai ide dan tipu muslihat untuk mengerjai paara guru mereka, hanya bertahan ketika menjelang pertengahan semester bagi Darrel. Miss Grayling, sang kepala sekolah menunjukkan nilai pelajaran dan nilai tingkah laku kepada setiap murid didiknya. Darrel nyaris berada di urutan terbawah mendekati nilai Gwendoline yang memang tak punya keinginan untuk belajar. Saat itu juga darrel sadar jika ia telah mengecewakan kedua orang tuanya yang berharap ia bisa berprestasi di sekolahnya. Ia harus mencari teman baru agar tak terbawa tingkah laku Alicia dan Beth yang punya dampak buuk baginya. Tapi siapa yang bersedia menjadi temannya?

*****

Well... namanya juga cerita anak-anak. Tentu sebagai pembaca dewasa kita tidak bisa mengharapkan konflik yang beragam atau klimaks yang epic. Tapi ada banyak nilai kebajikan yang ada di buku ini. Salah satu yang paling jelas adalah tentang bagaimana memilih teman dan belajar mengendalikan emosi. Iya. Darrel sebagai tokoh utama punya emosi yang meledak-ledak seperti petasan Cepat munculnya, bikin kaget, namun cepat padam pula suaranya. *kenapa harus petasan Put?* *maklumi saja namanya juga bulan puasa*

Yang pasti buku ini sukses membawa saya kembali pada masa-masa dimana saya merasa perpustakaan ada tempat paling hebat di dunia. Tempat dimana saya bisa berkhayal berada dimana pun di dunia nyata maupun di dunia khayal lewat lembaran buku-buku yang saya baca.


PS:
Buku pilihan untuk Baca Bareng Juli 2013 dengan tema #BukuAnak yaitu buku yang bertema anak-anak atau buku yang dibaca ketika masih kanak-kanak





@ Halmahera
16072013

3 komentar:

  1. Enid Blyton memang salah satu penulis legenda. Rasanya kisah-kisahnya tak lekang oleh waktu

    BalasHapus
  2. Wah..kita sama-sama baca Enid Blyton ya.. aku baca lima sekawan, put

    BalasHapus
  3. aku suka banget sama malory towers :D dulu berkhayal supaya bisa sekolah disana hahaha...kayaknya rowling ngebagi2 asrama hogwarts juga terinspirasi dari blyton deh #sotoyberat :D

    BalasHapus

Kamu datang. Kamu baca. Kamu komentar. Iya kan? :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...