Kamis, 29 Agustus 2013

Sunrise Serenade by Dian S. P. & Sundea

Judul : Sunrise Serenade
Penulis : Dian Syarief Pratomo & Sundea
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 298 halaman
Genre : Personal Literature
ISBN : 9789797805630


Sunrise Serenade adalah buku yang menceritakan tentang perjalanan Dian Syarief Pratomo , founder Syamsi Dhuha Foundation, ketika ia didiagnosa menderita Lupus. Iya Lupus. Tapi bukan Lupus, bocah fiksional seumuran anak SMU berambut gondong dan doyan mengunyah permen karet. Lupus yang ini adalah Systemic Lupus Eritomatosus. Dunia medis sering menyingkatnya menjadi SLE.

SLE adalah penyakit autoimmune, yaitu semacam alergi pada tubuh sendiri. Bagaimana bisa? Tentu saja. Tubuh biasanya membentuk zat antibodi yang berguna melawan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Tapi pada penyakit autoimmune, zat antibodi tersebut malah berbalik arah dan melawan tubuh sendiri. Dengan kata lain zat antibodi menganggap tubuh sebagai lawan.

Gejala SLE bisa beragam sehingga SLE sering disebut sebagai penyakit seribu wajah. Namun yang paling khas adalah timbulnya bercak merah diwajah yang menyerupai gambaran kupu-kupu. Itu sebabnya sampul buku ini beserta gambar-gambar ilustrasi di pembatas antar bab, antar alenia, menampilkan gambar kupu-kupu.

Membaca buku ini, pembaca akan dibawa merasakan kegelisahan Dian Syarief sewaktu didiagnosa SLE, ketika penglihatannya menurun drastis akibat efek samping terapi kortikosteroidnya, dan ketegarannya melalui berbagai macam operasi dihampir sebagian besar tubuhnya.

Hanya orang-orang yang memiliki jiwa juang yang tinggi dan pantang menyerah yang sanggup melalui enam kali pembedahan di otaknya dalam waktu 1 bulan. Dan hanya orang-orang yang pemberani yang bisa menerima kenyataan jika penglihatannya yang awalnya sehat kini telah menurun hingga 15% lantas beradptasi dengan kondisi yang baru dan melanjutkan hidup.

Meski ini sebuah memoar, pembaca bisa mendapat pengetahuan tentang lupus, perjalanan penyakitnya, hingga tentang low vision, kondisi penurunan fungsi penglihatan namun penderita masih bisa melihat cahaya, siluet tubuh secara samar. Bagi tenaga medis buku ini mengajarkan kembali bagaimana berinteraksi dengan pasien yang terkadang agak dilupakan. Seperti bagaimana membesarkan hati pasien ketika ia sudah tidak memiliki harapan terhadap hidup dan kondisi penyakitnya.

Jika ingin mengetahui lebih lanjut lagi tentang Systemic Lupus Eritomatosus dan low vision dapat mengunjungi web Syamsi Dhuha Foundation di  http://www.syamsidhuhafoundation.org/

@ Halmahera
22082013

1 komentar:

Kamu datang. Kamu baca. Kamu komentar. Iya kan? :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...